Ujian Hidup


Ujian Hidup

Bekasi. 14.01.2010

Tak mudah baginya untuk mempertahankan semangat yang ada di dalam dirinya. Disana, seorang pemuda telah berusaha sekuat tenaga untuk mencari sesuap nasi. Kedatangannya berangkat dari desa dan pergi ke kota metropolitan yang di sebut “Jakarta” itu adalah karena cita-citanya yang kuat untuk membuktikan apakah arti nasib itu sebenarnya. Dia tak perduli akan ilmu yang didapatkannya hanya sebatas sekolah menengah saja. Kata orang, jaman sekarang untuk dapat bekerja di Jakarta setidak-tidaknya harus lulusan sarjana atau paling minim lulusan diploma. Namun tekad yang ada di hatinya mengalahkan semua kalimat-kalimat yang mematahkan semangat itu.

Dengan modal ratusan ribu rupiah, tinggallah ia disebuah kamar yang sering disebut kamar kost. Hampir sebulan semangat itu masih bertahtah dihatinya. Namun keadaan keuangannya yang semakin menipis semakin membuatnya terpuruk. Dia teringat akan masa kecilnya di desa, banyak cerita di buku-buku pelajarannya sewaktu duduk di bangku sekolah dasar tentang adanya keberuntungan bagi orang-orang jujur dan berniat baik. Kepolosannya kini berubah. Setelah menjalani kerasnya perjalanan hidupnya saat ini mengubah semua cerita itu. Dia tak percaya lagi akan adanya nasib dan takdir. Semua yang dia lihat kini adalah kenyataan yang dapat dilihat dengan kasat mata. Tiada lagi cerita-cerita yang dulu dia kagumi. Semua jelas di depan matanya. Semua nasib didapatkan dari perjuangan. Ternyata hidup tak seindah kata-kata yang terangkum dilembaran buku-bukunya dulu. Semua itu sirna. Semua itu dusta. Semangat itu kini pudar seiring dengan waktu dan pengalaman hidupnya selama tinggal di kota metropolitan ini. Segala usaha telah dilakukannya untuk membuktikan adanya pertolongan dari orang lain karena kebaikan yang dia lakukan.

Kini dia termangu dengan kesendirian di ruang sempit itu. Dia kini sadar, hidup adalah perjuangan. Bukan sekedar kata-kata indah yang ada di buku. Kini dia membenci semua cerita-cerita palsu itu. Tetapi yang kini dia lakukan adalah belajar dari pengalaman hidup dan mencoba mengumpulkan semua sisa semangatnya dan kembali ke desa. Disana dia kembali belajar mengerti hidup. Membagi semua pengalaman yang dia pernah alami. Berharap semua pengalaman itu bisa memberikan pencerahan bagi sahabat-sahabatnya bahwa hidup di sebuah kota yang sering diagung-agungkan mereka itu adalah kota yang penuh dengan perjuangan. Kota itu adalah kota pembelajaran bagi orang-orang lemah pengetahuan. Jika hanya mau makan enak dan tidur enak, di desa adalah tempatnya. Tetapi jika ingin memperkaya ilmu pengetahuan dan pengelaman, kota megah itu adalah tempatnya. Sekarang pilihan ada di depan mereka yang ingin pergi ke kota metropolitan itu. Impian tanpa pengetahuan adalah sia-sia. maka belajarlah dari pengalaman yang ada. Bagilah pengalaman itu untuk menambah kekuatan bagi orang-orang yang kurnag pengetahuan. Jangan biarkan impian merusak semangat hidup. Tetapi biarkanlah impian itu menjadi dasar untuk tetap berjuang mengejar dan mendapatkan ilmu pengetahuan.

## Gunawan Reza Tambunsaribu_2010"##




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tuhan,,,jangan KUTUK Indonesiaku....

DUKA INDONESIAKU